Sebuah inovasi menarik untuk
mengukur tingkat entrepreneurship dalam diri seseorang dirilis oleh The
Entrepreneurial Finance Lab (EFL) yang juga dikenal sebagai sebuah
cabang dari Harvard Kennedy School’s Center for International
Development. Inovasi ini berupa sebuah tes yang ditujukan untuk membantu
bank-bank yang hendak mengetahui kelayakan pemohon pinjaman terutama
perusahaan berskala kecil dan menengah untuk mendapatkan pinjaman dana.
Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam tes untuk mengetahui seberapa layaknya seseorang menjadi pelaku usaha kecil dan menengah ialah:
Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam tes untuk mengetahui seberapa layaknya seseorang menjadi pelaku usaha kecil dan menengah ialah:
- Apakah Anda menyukai pesta?
- Dalam waktu lima detik, berapa rangkaian angka yang dapat Anda hapalkan?
- Apakah Anda suka membongkar sesuatu untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya?
Jika
jawaban Anda sesuai dengan yang diharapkan, besar kemungkinan Anda
menjadi entrepreneur sukses di tempat tempat yang potensial di berbagai
belahan dunia.
Tes
psikometrik rancangan The Entrepreneurial Finance Lab (EFL) ini
diharapkan untuk dapat digunakan memperbesar tingkat pinjaman usaha
kecil menengah yang biasanya tidak mendapatkan modal secara cukup di
negara-negara berkembang. Perusahaan-perusahaan semacam ini memiliki
dilema unik: terlalu besar untuk mengandalkan keuangan mikro tetapi
terlalu kecil untuk bank. “Ada begitu banyak jenis usaha di
negara-negara berkembang yang sebenarnya dapat mencetak untung lebih
banyak jika diberikan dana tambahan,” tambah Bailey Klinger yang
menjabat sebagai pimpinan EFL. “Hal itu bukan berarti bank tidak
tertarik untuk mengucurkan dana bagi mereka, tetapi masalahnya belum ada
alat dan jalur yang sesuai.”
Tes
yang berbasiskan komputer ini bisa diselesaikan dalam jangka waktu 40
menit saja. Aspek-aspek yang dinilai dalam tes itu yaitu kejujuran,
etika, kecerdasan, dan motivasi. Setelah mengujicobakan di beberapa
negara seperti Afsel, Kenya, Rwanda, Kolumbia, dan sebagainya, EFL
menyatakan bahwa tes tersebut mengeluarkan hasil yang sama bahkan lebih
baik dari cara tradisional dalam memperkirakan keberhasilan seorang
peminjam di masa depan dan kemampuannya membayar lunas pinjaman.
Bank-bank akan mampu memperpanjang waktu pelunasan pinjaman kepada
nasabah yang tidak atau sedikit memiliki catatan atau riwayat kredit.
Di
negara-negara berkembang, tes piskometrik ini secara luas digunakan
oleh perusahaan-perusahaan unggulan untuk mengevaluasi kandidat-kandidat
yang ada. Klinger dan teman sejawatnya Asim Khwaja memunculkan ide
untuk menerapkan penggunaan tes ini terhadap penentuan apakah seseorang
layak diberikan pinjaman dana atau tidak. Hal ini dilakukan sebagian
karena ditemukan adanya korelasi antara kecerdasan intelektual dan
tingkat pengembalian pinjaman. EFL berkonsultasi dengan psikolog
spesialis industri, mempelajari sumber-sumber mengenai entrepreneurship
dan menyarikan unsur-unsur tersebut dari hasil tes yang ada. Evaluasi
yang dihasilkan dapat disesuaikan untuk mencerminkan usaha, skala usaha,
dan negara si pemohon kredit meskipun inti pertanyaannya masih sama.
EFL menyatakan bahwa instrumen tersebut dapat menghemat waktu dan uang
yang diperlukan bank untuk menguji kelayakan pinjaman seseorang.
Dibandingkan dengan tes yang hanya memakan waktu 40 menit, pemeriksaan
standar yang dilakukan bank pada umumnya bisa berlangsung beberapa hari.
Waktu tersebut bisa bertambah panjang jika si pemohon tidak memiliki
riwayat keuangan terutama yang berkenaan dengan riwayat pinjaman.
Standard
Bank Afrika Selatan - yang merupakan bank terbesar di benua Afrika -
telah menandatangani kerjasama untuk menjadi klien EFL yang pertama dan
menyelenggarakan tes itu di Afsel dan Kenya Agustus ini (Agustus 2010).
“Kami mengharapkan klien besar seperti Standard Bank, saat mereka
semakin berjaya, akan membuka kesempatan bagi bank-bank lainnya,” ujar
D. J. DiDonna (direktur EFL dalam bidang perkembangan bisnis). “Seperti
yang Anda bayangkan, bank yang ada sangat menghindari risiko. “Bila tes
tersebut berhasil diterapkan di Afrika, EFL berharap untuk
memperkenalkan tes ini kepada Amerika Serikat dan Kanada, dua negara di
mana banyak entrepreneur imigran yang kekurangan jaminan dan tidak
mempunyai riwayat pinjaman.”
0 komentar:
Posting Komentar