Jumat, 28 September 2012

Sebuah inovasi menarik untuk mengukur tingkat entrepreneurship dalam diri seseorang dirilis oleh The Entrepreneurial Finance Lab (EFL) yang juga dikenal sebagai sebuah cabang dari Harvard Kennedy School’s Center for International Development. Inovasi ini berupa sebuah tes yang ditujukan untuk membantu bank-bank yang hendak mengetahui kelayakan pemohon pinjaman terutama perusahaan berskala kecil dan menengah untuk mendapatkan pinjaman dana.

Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam tes untuk mengetahui seberapa layaknya seseorang menjadi pelaku usaha kecil dan menengah ialah:


 
  • Apakah Anda menyukai pesta?
  • Dalam waktu lima detik, berapa rangkaian angka yang dapat Anda hapalkan?
  • Apakah Anda suka membongkar sesuatu untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya?
Jika jawaban Anda sesuai dengan yang diharapkan, besar kemungkinan Anda menjadi entrepreneur sukses di tempat tempat yang potensial di berbagai belahan dunia.

Tes psikometrik rancangan The Entrepreneurial Finance Lab (EFL) ini diharapkan untuk dapat digunakan memperbesar tingkat pinjaman usaha kecil menengah yang biasanya tidak mendapatkan modal secara cukup di negara-negara berkembang. Perusahaan-perusahaan semacam ini memiliki dilema unik: terlalu besar untuk mengandalkan keuangan mikro tetapi terlalu kecil untuk bank. “Ada begitu banyak jenis usaha di negara-negara berkembang yang sebenarnya dapat mencetak untung lebih banyak jika diberikan dana tambahan,” tambah Bailey Klinger yang menjabat sebagai pimpinan EFL. “Hal itu bukan berarti bank tidak tertarik untuk mengucurkan dana bagi mereka, tetapi masalahnya belum ada alat dan jalur yang sesuai.”

Tes yang berbasiskan komputer ini bisa diselesaikan dalam jangka waktu 40 menit saja. Aspek-aspek yang dinilai dalam tes itu yaitu kejujuran, etika, kecerdasan, dan motivasi. Setelah mengujicobakan di beberapa negara seperti Afsel, Kenya, Rwanda, Kolumbia, dan sebagainya, EFL menyatakan bahwa tes tersebut mengeluarkan hasil yang sama bahkan lebih baik dari cara tradisional dalam memperkirakan keberhasilan seorang peminjam di masa depan dan kemampuannya membayar lunas pinjaman. Bank-bank akan mampu memperpanjang waktu pelunasan pinjaman kepada nasabah yang tidak  atau sedikit memiliki catatan atau riwayat kredit.

Di negara-negara berkembang, tes piskometrik ini secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan unggulan untuk mengevaluasi kandidat-kandidat yang ada. Klinger dan teman sejawatnya Asim Khwaja memunculkan ide untuk menerapkan penggunaan tes ini terhadap penentuan apakah seseorang layak diberikan pinjaman dana atau tidak. Hal ini dilakukan sebagian karena ditemukan adanya korelasi antara kecerdasan intelektual dan tingkat pengembalian pinjaman. EFL berkonsultasi dengan psikolog spesialis industri, mempelajari sumber-sumber mengenai entrepreneurship dan menyarikan unsur-unsur tersebut dari hasil tes yang ada. Evaluasi yang dihasilkan dapat disesuaikan untuk mencerminkan usaha, skala usaha, dan negara si pemohon kredit meskipun inti pertanyaannya masih sama. EFL menyatakan bahwa instrumen tersebut dapat menghemat waktu dan uang yang diperlukan bank untuk menguji  kelayakan pinjaman seseorang. Dibandingkan dengan tes yang hanya memakan waktu 40 menit, pemeriksaan standar yang dilakukan bank pada umumnya bisa berlangsung beberapa hari. Waktu tersebut bisa bertambah panjang jika si pemohon tidak memiliki riwayat keuangan terutama yang berkenaan dengan riwayat pinjaman.

Standard Bank Afrika Selatan - yang merupakan bank terbesar di benua Afrika - telah menandatangani kerjasama untuk menjadi klien EFL yang pertama dan menyelenggarakan tes itu di Afsel dan Kenya Agustus ini (Agustus 2010). “Kami mengharapkan klien besar seperti Standard Bank, saat mereka semakin berjaya, akan membuka kesempatan bagi bank-bank lainnya,” ujar D. J. DiDonna (direktur EFL dalam bidang perkembangan bisnis). “Seperti yang Anda bayangkan, bank yang ada sangat menghindari risiko. “Bila tes tersebut berhasil diterapkan di Afrika, EFL berharap untuk memperkenalkan tes ini kepada Amerika Serikat dan Kanada, dua negara di mana banyak entrepreneur imigran yang kekurangan jaminan dan tidak mempunyai riwayat pinjaman.”

0 komentar:

Posting Komentar

BUTUH INFORMASI

Hubungi :

Pengunjung

Popular Posts

Berita Terkini