Kelas
sosial dapat dianggap sebagai suatu rangkaian kesatuan yaitu
serangkaian posisi sosial dimana setiap anggota masyarakatdapat
ditempatkan, para peneliti membagi rangkaian kesatuan itu menjadi
sejumlah kecil kelas sosial yang khusus atau strata. Konsep kelas sosial
digunakan untuk menempatkan individu atau keluarga dalam suatu kategori
sosial. Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat
ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para
anggota setiap kelas secara relative mempunyai status yang sama dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah.
KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL
Mengukur
kelas sosial dari sudut status sosial yaitu dengan membatasi setiap
kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para anggota
dibandingkan dengan anggota kelas sosial lainnya. Dalam penelitian kelas
sosial (terkadang disebut stratifikasi sosial), status sering dinggap
sebagai penggolongan relative para anggota setiap kelas sosial dari segi
faktor-faktor tertentu.
Sebagai
contoh, kekayaan relative (banyaknya asset ekonomi), kekuasaan (tingkat
pilihan atau pengaruh pribadi terhadap orang lain) dan martabat
(tingkat pengakuan yang diperoleh dari orang lain) merupakan tiga faktor
yang sering digunakan ketika menilai kelas sosial.
KELAS SOSIAL MERUPAKAN BENTUK SEGMENTASI HIERARKIS DAN ALAMIAH
Kategori
kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status
yang rendah sampai yang tinggi. Penggolongan kelas sosial berarti bahwa
orang lain sama dengan mereka (dalam kelas sosial yang sama), superior
dibandingkan mereka (kelas sosial yang lebih tinggi), maupun inferior
dibandingkan mereka (kelas sosial yang lebih rendah. Keanggotaaan kelas
sosial dipakai konsumen sebagai suatu kerangka rujukan (kelompok
rujukan) untuk pengembangan sikap dan perilaku.
KATEGORI KELAS SOSIAL
Belum
ada kesepakatan diantara para sosiolog berapa banyak pembagian kelas
yang diperlukan untuk dapat menggambarkan dengan cukup jelas struktur
kelas di Amerika Serikat.
UKURAN KELAS SOSIAL
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas, meliputi ukuran subyektif, ukuran reputasi, ukuran
obyektif dari kelas sosial.
UKURAN SUBYEKTIF
Untuk
mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini, para individu diminta
untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi
keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi
partisipan terhadap dirinya atau citra diri partisipan. Kelas sosial
dianggap sebagai fenomena “pribadi” yaitu fenomena yang menggambarkan
rasa memiliki seseorang atau identifikasi dengan orang lain. Rasa
keanggotaan kelompok sosial ini sering disebut kesadaran sosial.
UKURAN REPUTASI
Pendekatan
reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai
masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai
keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
UKURAN OBYEKTIF
Ukuran
obyektif terdiri dari berbagai variabell demografis atau
sosioekonomisyang dipilih mengenai individu yang sedang dipelajari.
Ukuran obyektif kelas sosial terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu
indeks variabel tunggal dan indeks variabel gabungan.
Indeks Variabel Tunggal
Indeks
variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk
menilai keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk
tujuan sebagai berikut:
- Pekerjaan, merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Pendidikan, tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan juga kedudukan yang dikagumi atau dihormati.
- Penghasilan, yaitu perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.
- Variabel Lain, yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial adalah barang yang dimiliki. Skema yang paling terkenal dan merupakan alat penilai yang paling rumit untuk mengevaluasi barang yang dimiliki adalah skala status sosial chapin.
Indeks Variabel Gabungan
Indeks
gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi
untuk membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh.
Indeks ini sangat menarik untuk diteliti karena dapat menggambarkan
dengan lebih baik, kompleknya kelas sosial dibandingkan indeks variabel
tungggal.
Dua indeks gabungan yang paling penting adalah:
- Indeks karakteristik status, ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari berbagai variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan), model rumah dan daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan)
- Skor status sosial ekonomi, sosioekonomic Status Score (SES) menggabungkan tiga variabel pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan oleh United States Bureau of The Census
PROFIL GAYA HIDUP KELAS SOSIAL
Telah
ditemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial ada faktor-faktor gaya
hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan dan perilaku bersama) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial
lainnya. Profil kelas sosial disajikan sebagai sebuah potret gabungan
berikut ini: kelas atas-atas, kelas atas-bawah, kelas menengah-atas,
kelas menengah-bawah, kelas bawah-atas dan kelas bawah-bawah.
GERAKAN KELAS SOSIAL
- Gerakan naik disebabkan karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri
- Gerakan turun
PENGELOMPOKAN GEODEMOGRAFI
Pada
tahun-tahun belakangan ini ukuran kelas sosial tradisional telah
diperbaiki oleh hunbungan antara data geografis dan sosial ekonomi
konsumen guna menciptakan pengelompokan geodemografi yang lebih kuat.
Dasar pemikiran yang melandasi ini adalah “orang yang memiliki persamaan
dalam suatu hal biasanya berkumpul bersama-sama.
KONSUMEN YANG KAYA
Rumah
tangga yang kaya merupakan segmen target yang sangat menarik karena
anggotanya memiliki penghasilan yang dapat memberikan bagian yang lebih
besar dari semua penghasilan mereka yang bebas untuk dipergunakan
menurut kemampuan mereka sendiri.
PENGUNGKAPAN MEDIA PADA KONSUMEN KAYA
Kebiasaan-kebiasaan
media orang kaya berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan media penduduk
biasa. Sebagai contoh, orang memiliki penghasilan lebih tinggi menonton
TV lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang yang berpenghasilan
lebih rendah.
MEMBAGI PASAR KAYA
Karena
tidak semua konsumen kaya memiliki gaya hidup yang sama, pemasar telah
berusaha memisahkan berbagai segmen yang penting dalam pasar kaya ini
seperti yang telah dilakukan oleh Mediamark Research, Inc (MRI) yang
telah membagi segmen pasar kaya menjadi:
- Well-Feathered Nests, rumah tangga dengan paling sedikit satu orang yang memperoleh penghasilan tinggi dan ada anak-anak (37% dari Upper Deck)
- No String Attached, rumah tangga dengan paling sedikit satu orang yang memperoleh penghasilan tinggi dan tidak ada anak-anak (32% dari Upper Deck).
- Nanny’s in Charge, rumah tangga dengan dua orang atau lebih yang mempunyai penghasilan, tidak ada yang mempunyai penghasilan tinggi dan ada anak (11% dari Upper Deck).
- Two Careers, rumah tangga dengan dua orang atau lebih yang mempunyai penghasilan, tidak ada yang mempunyai penghasilan tinggi tetapi tidak ada anak (14% dari Upper Deck).
- The Good Life, rumah tangga dengan tingkat kemakmuran tinggi, tanpa adanya orang bekerja dan kepala rumah tangga yang tidak bekerja (6% dari Upper Deck).
Sedikitnya
pesaing pasar local, orang kaya pedesaan merupakan segmen bagian pasar
kaya yang belum dijangkau. Orang kaya pedesaan biasa dibagi menjadi
empat kategori:
- Sub-urban Transplants, orang-orang yang pindah keluar kota tetapi masih pulang pergi ke tempat pekerjaan di kota dengan gaji yang tinggi.
- Equity-rich Sub-urban Expatriates, penduduk kota yang menjual rumah mereka untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar, kemudian membeli rumah yang jauh lebih murah di kota kecil dan hidup jauh berbeda.
- City Folks with Country Homes, orang kaya yang suka liburan yang melewatkan musim dingin atau musim panas di daerah-daerah pedesaan yang indah pemandangannya, terutama di gunung dan pantai.
- Welthy Landowners, para petani dan penduduk asli lain yang kaya yang menjalani hidup senang dari tanahnya.
KONSUMEN YANG TIDAK KAYA
Orang
yang berpenghasilan rendah atau konsumen kelas bawah (penghasilan
kurang dari $30,000) mungkin merupakan orang-orang yang setia kepada
merk daripada para konsumen yang lebih kayak arena mereka khawatir akan
membuat kesalahan dengan beralih ke merk yang belum mereka kenal.
MUNCULNYA KELAS TECHNO
Kelas
ini muncul karena adanya kemajuan tehnologi. Orang-orang yang yang
tidak biasa dengan atau kurang mempunyai keterampilan computer disebut
“ketinggalan teknologi”. Adanya anggapan bahwa ketidakmampuan dalam
menggunakan teknologi secara memadai berdampak negative terhadap gaya
dan kualitas hidup. Hal ini berdampak pada terbentuknya “struktur kelas
teknologi” yang berpusat disekitar tingginya keterampilan computer yang
dimiliki seseorang.
PENERAPAN KELAS SOSIAL KE PERILAKU KONSUMEN YANG DIPILIH
PAKAIAN, MODE, DAN BERBELANJA
Para
anggota kelas tertentu memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai apa
yang mereka anggap sesuai dengan mode atau selera yang baik. Kelas
sosial juga merupakan variabel yang penting dalam menentukan dimana
seorang konsumen berbelanja.
PENCARIAN WAKTU SENGGANG
Keanggotaan kelas sosial erat hubungannya dengan kegiatan rekreasi dan waktu senggang.
SIMPANAN, PENGELUARAN, DAN KREDIT
Simpanan, pengeluaran dan pemakaian kartu kredit memiliki hubungan dengan kedudukan kelas sosial.
KELAS SOSIAL DAN KOMUNIKASI
Pengelompokan
kelas sosial berbeda dari sudut kebiasaan media mereka dan bagaimana
menyampaikan dan menerima komunikasi. Pengetahuan mengenai perbedaan ini
penting bagi para pemasar yang membagi pasar mereka atas dasar
kelas-sosial.
Referensi:
Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson Prentice Hall.
Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson Prentice Hall.
0 komentar:
Posting Komentar